Dalam waktu dekat ini Bangsa Indonesia akan mengadakan Pemilu. Ada 2 tahap yang akan dilalui: pertama, pemilihan anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan kedua, pemilihan presiden dan wakil presiden. Pemilihan Umum adalah suatu peristiwa politik. Peristiwa politik ini menjadi titik awal baru bagi penentuan masa depan bangsa dan Negara Indonesia 5 tahun ke depan. Artinya: kalau yang terpilih adalah mereka yang benar-benar memberi diri untuk perkembangan dan kemajuan bangsa dan Negara, dapat dikatakan bahwa pilihan kita tepat. Sebaliknya kalau yang terpilih adalah mereka yang tidak peduli dengan urusan bangsa dan Negara, yang hanya mementingkan dirinya sendiri, kelompoknya, ataupun partainya, maka berarti pilihan kita tidak tepat. Kalau pilihan kita tepat, kita harus siap menghadapi masa depan yang lebih baik dari hari ini. Kalau pilihan kita tidak tepat, kita harus siap menghadapi masa depan yang lebih buruk dari hari ini. Peristiwa politik yang akan kita ikuti itu dikenal dengan nama pesta demokrasi. Mari kita siapkan diri untuk mengambil bagian dengan baik dalam pesta itu.
Berpatisipasi dalam peristiwa politik
seperti ini sudah diamanatkan oleh para Bapa Konsili Vatikan II dalam
dokumen Gaudium et Spes: “mereka yang cakap atau berbakat hendaknya
menyiapkan diri untuk mencapai keahlian politik, yang sukar dan
sekaligus amat luhur, dan berusaha mengamalkannya, tanpa memperhitungkan
kepentingan pribadi atau keuntungan material (…) hendaknya mereka
secara jujur dan wajar, malahan dengan cinta kasih dan ketegasan
politik, membaktikan diri bagi kesejahteraan semua orang” (no. 75). Para
Bapa Konsili mengingatkan kita akan panggilan politik entah untuk
dipilih ataupun untuk memilih. Jawaban terhadap panggilan politik ini
mengungkapkan kerinduan kita sebagai warga gereja dan warga Negara untuk
mengadakan perubahan menuju perbaikan dam tatanan hidup kebangsaan
kita. Hal ini sesuai dengan tema kita di tahun 2014. “dalam cahaya iman
kita berani berubah”. Panggilan politik harus didengarkan dan
dilaksanakan dalam cahaya iman Katolik. Panggilan politik harus
dipertanggungjawabkan dengan menampilkan diri sebagai pelaku perubahan.
Pertama-tama saya mau menyapa
saudara-saudari kita yang mau menanggapi panggilan politik ini sambil
mencalonkan diri untu dipilih. Kepada Anda sekalian, saya mengucapkan
selamat berjuang dan terima kasih atas kesediaan diri Anda untuk maju
dalam Pemilu tahun ini. Pasti ada banyak strategi dan kiat politik yang
sudah Anda rancang. Sambil membaca pelbagai macam dinamika politik tanah
air akhir-akhir ini, saya mau memberikan tekanan pada hal berikut ini:
berusahalah menarik perhatian dan pilihan rakyat dengan mengindahkan
martabat mereka. Jangan membeli suara mereka dengan janji-janji palsu
atau dengan kesenangan sesaat dalam bentuk politik uang. Tariklah
perhatian dan pilihan mereka dengan motivasi dan pikiran yang luhur.
Salah satu tanggungjawab para calon adalah memberikan pendidikan politik
yang benar kepada para pemilih. Biarlah mereka memilih Anda karena
berkualitas yang Anda tampilkan: kualitas iman, kualitas moral, kualitas
sosial, kualitas pribadimu. Anda siap untuk dipilih dengan kemampuan
bersaing secara positif, khususnya dalam kualitas kepemimpinan.
Selanjutnya, saya mau menyapa
saudara-saudari yang mau menanggapi panggilan politik ini sebagai
pemilih. Kepada Anda sekalian, saya mau menyampikan ajakan untuk
mempergunakan hak suaramu pada waktunya dengan baik dan benar. Ada yang
sudah sangat yakin dengan pilihannya. Ada yang belum memutuskan pilihan
ataupun masih ragu. Ada yang bahkan acuh tak acuh. Saya yakin, Anda
semua mempunyai cita-cita tentang masa depan bangsa dan negara ini,
lewat gambaran masa depan kehidupanmu sebagai warga gereja dan warga
Negara. Yang Anda inginkan adalah: hidup sejahtera lahir dan batin,
hidup dalam kedamaian dengan siapa saja tanpa pandang bulu, menikmati
terjaminya kebebasan beragama, mengalami keadilan karena diperlakukan
sama di hadapan hokum, membangun bangsa tanpa korupsi, narkoba dan
perusakan lingkungan, menegakkan martabat hidup manusia yang menjadi
korban tindakan-tindakan pelecehan. Masuklah ke dalam bilik pemungutan
suara sambil memberikan pilihanmu pada mereka yang Anda percaya mampu
menjawab gambaran masa depan itu. Untuk bisa memilih dengan benar,
carilah informasi sebanyak mungkin tentang para calon yang ada, seperti
agama dan kesaksian hidup beriman, pengalaman dan keterlibatan di dalam
organisasi, pekerjaan atau profesi yang sementara ditekuni, kemampuan
berpolitik khususnya dalam hal memperjuangkan kepentingan masyarakat
umum. Dengan cara itu, Anda dapat mempertanggungjawabkan pilihanmu.
Surat ini ditujukan kepada para Pastor,
Frater, Bruder, Suster, dan Umat Katolik se-Keuskupan Manado. (Surat
Gembala Uskup Manado tentang Pemilu 2014)
Manado, 17 Februari 2014
Mgr. Josef Suwatan, MSC
Uskup Keuskupan Manado